Sabtu, 23 Januari 2010

Cerpen Kimia: Antara Kripton dengan Superman



Matahari baru bangun dari tidurnya ketika aku memulai pagi dengan membaca Koran seperti hari-hari biasanya di depan rumahku nomor 36 gang 4 blok VIIIA di kota kami Sistem Periodik Unsur.

Ha….ha…. kok bisa sih namaku masuk Koran, mana yang nulisnya kasih judul antara Kripton dan Superman lagi. ssstt…sst…!! Kalau ada yang fans superman bisa di marahi nih, coba aku baca

“Dr. Chris Stanley, ahli mineralogy di museum London Natural History menemukan specimen aneh di pertambangan dekat Jadar Serbia, mineral yang memiliki formula kimia Sodium Lithium Boron Silicate Hidroxide, formula kimianya tepat sama dengan formula Kryptonite, yang merupakan mineral fiksi dari kripton….”

“Wah…kak Argon…! kak Argon…!”teriakku memanggil salah satu kakakku,

“Ada apa Kripton pagi-pagi sudah teriak-teriak? kakakmu Argon masih tidur..”, jawab Neon kakakku yang kedua, sedang yang pertamanya kak Helium dan kakak ketiga kak Argon yang kupanggil tadi, Selain kakak aku juga mempunyai 2 adik yaitu Xenon dan Radon.

“Oh, kalau kak Helium ada gak?”

“Kak Helium belum pulang masih membantu manusia mengisi balon, memangnya kenapa ?”

“Lihat deh kak, hari ini aku masuk Koran, mana judulnya antara Kripton dengan Superman lagi”

“Oya…coba baca apa katanya?”

“Boleh…boleh… “

“Dr. Chris Stanley, ahli mineralogi di museum London Natural History menemukan specimen aneh di pertambangan dekat Jadar Serbia, mineral yang memiliki formula kimia Sodium Lithium Boron Silicate Hidroxide, formula kimianya tepat sama dengan formula Kryptonite, yang merupakan mineral fiksi dari kripton….”

“Tuh kan namaku di sebut, ternyata sudah ditemukan mineral baru ”

“Lanjutin dulu bacanya”

“Iya…iya…”

“Kryptonite ini mempunyai makna sangat penting dalam perjalanan hidup Superman. Dalam cerita Superman terdapat beberapa jenis Kryptonite yaitu Green Kryptonite, Red Kryptonite, Gold Kryptonite, Blue Kryptonite, Black Kryptonite, White Kryptonite, Jewel Kryptonite, Anti- Kryptonite, X- Kryptonite, Slow Kryptonite, Magno- Kryptonite, Bizarro red Kryptonite, Kriptisium silver Kryptonite, dan Pink Kryptonite, dan Gold Kryptonite dapat menghilangkan kekuatan Superman secara permanen. mineral yang membahayakan Superman itu diberi nama oleh Ilmuan yaitu dengan nama Jadarit”

“Alhamdulillah bukan namaku yang dipakai,coba kalau aku yang di sebut pasti hidupku kan dibenci Superman selamanya”

“Bukan itu saja fans Superman juga pasti membencimu, lagian masa sih seorang kripton masuk Koran, namanya aja kan sudah kripton”

“Memangnya kenapa dengan namaku kak?”

“Kripton itu dalam bahasa Yunani di sebut Kriptos yang artinya tersembunyi”

“Oh begitu, kakak tahu dari siapa?”

“Sir Wiliam Ramsay dan Maris W. Travers Ilmuan yang menemukanmu di tahun 1898”

“Oh gitu ya, kakak kok tahu banyak sih, padahal selama ini yang aku tahu cuma … keluarga kita itu dijuluki gas mulia dan keluarga kita semuanya bertubuh gas”

“Seiring waktu nanti juga kamu banyak tahu kok,udah ah kakak mau bantu manusia dulu “

“Kakak mau kemana?”

“Kakak mau akting dulu jadi lampu iklan”

“Ikut, aku juga mau ngisi bola lampu listrik”

“Hah..! sejak kapan suka ngisi bola lampu listrik, bukankah kakakmu Argon juga ngisi bola lampu?”

“Kak Argon ngisi bola lampu pijar yang dirumah manusia, sedang aku ngisi bola lampu listrik untuk membantu pendaratan pesawat terbang soalnya lampu yang kuisi dapat memancarkan radiasi cahaya merah jingga yang dapat menembus lapisan kabut”

“Oh..hebat..hebat..ya udah ayo sama-sama berangkatnya, gak nyangka ya untuk soal lampu ternyata keluarga kitalah yang paling ahli ”

“Ya dong, sapa dulu nih”, kataku sambil menunjuk dadaku dan kamipun tertawa bersama.

Arne Tiselius, Pemenang Nobel Kimia tahun 1948


Arne Wilhelm Kaurin Tiselius dilahirkan pada tanggal 10 Agustus 1902 di Stockholm. Stelah kehilangan ayahnya ketika ia masih kecil, keluarganya pindah ke Gothenburg di mana ia bersekolah dan setelah lulus dari Realgymnasium lokal pada tahun 1921, ia meneliti di Universitas Uppsala, khusus dalam ilmu kimia. Ia menjadi asisten peneliti di Laboratorium Svedberg pada tahun 1925 dan mendapatkan gelar doktornya pada tahun 1930 dengan tesis berjudul “The moving-boundary method of studying the electrophoresis of proteins” (Metode Batas Bergerak dalam Mempelajari Elektroforesis Protein) dipublikasikan di Nova Acta Regiae Societatis Scientiarum Upsaliensis, Ser. IV, Vol. 7, No. 4) dan ditunjuk sebagai Dosen (Asisten profesor) dalam Ilmu Kimia dimulai pada tahun 1930.

Selama periode 1931-1935, Tiselius mempublikasikan sejumlah paper mengenai fenomena adsorpsi dan difusi yang alami terjadi pada lempeng berbasis zeolit, dan penelitian ini dilanjutkan selama setahun kunjungan ke laboratorium H.S. Taylor di Princeton dengan bantuan Yayasan Beasiswa Rockefeller. Distimulasi oleh banyaknya kenalan dengan ahli biokimia Amerika dan Ahli kimia fisika selama kunjungan ini, sekembalinya Tiselius ke Uppsala merangkum ketertarikan pada protein, dan penerapan metode fisika pada permasalahan biokimia secara umum. Hal ini mengemuka di antara penelitian yang lain hingga banyak metode analisis elektroforesis yang diperbaiki , dan dipublikasikan dalam Transactions of the Faraday Society, 33 (1937) 524. Metode ini seperti diterapkan pada penelitian protein serum dan sejumlah permasalahan biokimia lainnya membuat Tiselius dan sejumlah rekanannya terfokus selama beberapa tahun berikutnya. Pada tahun 1938, Tiselius mendapatkan beasiswa penelitian khusus lewat donasi kepada Universitas Uppsala oleh Major Herbert Jacobsson dan istrinya. Saat itu, disediakan tempat untuk profesor baru di Institut Kimia Fisika (Prof. Svedberg). Pada tahun 1946,biokimia didirikan menjadi departemen tersendiri dan pada tahun 1950-1952 mendapatkan gedung baru, yang sekarang menjadi Institut Biokimia.

Dengan kepemimpinan Tiselius, institut ini telah memberikan kontribusi pada pengembangan dan peningkatan sejumlah metode yang berguna dalam biokimia, seperti elektroforesis, khromatografi, partisi fase, filtrasi gel dan lain-lain. Metode ini telah diterapkan untuk mempelajari zat bermassa molekul besar, terutama protein dan enzim, tapi juga termasuk polisakarida (dekstran) dan asam nukleat. Selalu ada hubungan yang sangat dekat antara penelitian metodologi dan penelitian permasalahan khusus di mana metode tersebut bisa diterapkan. Tiselis mengambil peranan yang aktif dalam reorganisasi penelitian ilmiah di Swedia pada tahun-tahun terjadinya Perang Dunia II. Dia pun menjadi ketua Dewan Penelitian Sains Alam Swedia pada periode 1946-1950, dan juga ketua Komite Penelitian Himunan Kanker Swedia pada periode 1951-1955. Ia pun menjadi Kepala International Union of Pure and Applied Chemistry pada periode 1951-1955, menjadi Wakil Direktur Yayasan Nobel pada tahun 1947 dan menjadi Direktur sejak tahun 1960. Ia juga bekerja sebagai anggota Komite Nobel untuk Kimia sejak tahun 1946.

Ia menikah dengan Ingrid Margareta (Greta) Dalѐn pada tahun 1930, yang merupakan anak perempuan dari Hakim Kota Per Dalén of Gothenburg. Mereka memiliki dua anak: Eva (lahir tahun 1932) menikah dengan Dr. Torgny Bohlin, Lund; dan Per (lahir tahun 1934), seorang dokter di Rumah Sakit Akademik, Uppsala.

Arne Tiselius meninggal pada tanggal 29 Oktober 1971.
chem-is-try.org

Carl Wilhelm Scheele, Seorang Apoteker Magang Ditulis oleh Diah FI pada 17-01-2010 carl-wilhelm-scheeleCarl Scheele dilahirkan pada tanggal 9 Desembe




carl-wilhelm-scheeleCarl Scheele dilahirkan pada tanggal 9 Desember 1742, satu dari tujuh bersaudara. Ia menerima sedikit pendidikan formal dan tidak ada pelatihan apapun dalam sains. Di usia 14 tahun, Scheele menjadi apoteker magang di perusahaan Martin Anders Bauch di Gothenburg. Suplai bahan kimia yang ada di farmasi disediakan oleh Scheele dengan memulai berbagai penelitian dan penemuan. Ia juga mebuat sejumlah buku ilmiah yang sangat berguna saat ini. Pada tahun 1765, Bauch menjual bisnisnya, dan Scheele mengambil jabatan dengan Kjellstrøm di Malmö di mana ia kembali diizinkan bereksperimen. Pada tahun 1768, Sheele pindah ke Stockholm dan kembali bekerja di dunia farmasi. Di sini ia dan Anders Johan Retzius mengisolasi asam tartarat dari krim tartar. Hasilnya dipublikasikan pada tahun 1770.

Udara Api (Oksigen). Pada tahun 1775 Scheele pindah ke Uppsala di mana ia menjadi asisten di Laboratorium Lokk. Di sinilah Scheele menemukan Udara Api (oksigen) pada suatu masa sebelum tahun 1773. Ia menghasilkan udara api dengan beberapa cara. Pada metode yang pertama, ia mereaksikan (menggunakan penamaan modern) asam nitrat dengan garam abu (KOH dan/atau K2CO3) yang membentuk KNO3). Menyuling residu yang didapat dengan asam sulfat yang menghasilkan NO2 dan O2. Pembentuknya diserap dengan Ca(OH)2 jenuh, meninggalkan oksigen (udara api). Ia juga memperoleh udara api dari pembakaran kuat HgO dan MnO2 dan dengan memanaskan perak karbonat atau raksa karbonat dan menyerap CO2 dengan alkali (KOH):

AgCO3(s) -> Ag(s) + CO2(g) + O2(g)

Dikenali di Swedia. Pada tanggal 4 Februari 1775, Carl Scheele dipilih sebagai penerima beasiswa ke Akademi Sains Kerajaan. Penghormatan yang luar biasa ini (dengan dihadiri Raja Swedia) yang belum pernah diberikan (dan tidak pernah lagi) kepada murid farmasi.

Köping. Pada tahun 1775, Carl Scheele pindah ke Köping, Swedia di mana ia menerima jabatan sebagai pengawas farmasi. Sejak itu, Scheele telah menerima berbagai tawaran untuk jabatan yang lebih baik di sekitar Swedia. Kota Köping pun tidak mau kehilangan warganya yang terkenal jadi mereka memberikannya industri farmasi sendiri, yang sebelumnya dimiliki oleh seorang apoteker bernama pohls yang telah wafat. Janda Pohls menetap di Köping untuk melengkapi kebutuhan Scheele. Sangat dipercaya bahwa Scheele tidak pernah bepergian dari Köping, tapi lebih senga mengejar karir ilmiahnya.

Permasalahan Komunikasi. Pada Abad ke 18 di Eropa, seni menyebarkan hasil kerja seseorangsangatlah primitif dibandingkan dengan sekarang. Seringkali ahli sains menggunakan surat pribadi yang menggambarkan hasil pekerjaannya dengan rekan sebaya di bidang yang sama. Scheele terisolasi dari literatur ilmiah meski ia berkomunikasi dengan Lavoisier yang mengirimkannya salinan dari bukunya. Menulis buku adalah cara yang terbaik untuk menyebarkan hasil, bagaimanapun, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan hasil yang cukup untuk menulis sebuah buku dan membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk mempublikasikannya. Itulah tragedi yang dialami Carl Scheele yang menemukan oksigen (udara api) dua tahun sebelum Priestley. Buku yang ditulis Scheele, Chemical Treatise on Air and Fire (Risalah Kimia pada Udara dan Api), belum dipublikasikan hingga tahun 1777, di mana pada ahli sains Eropa telah mengetahui penemuan Priestley untuk gas yang sama (udara deflogiston) pada tahun 1774. Ketika ia wafat, sangat sedikit yang diketahui tentang hidup Scheele, kemiskinan yang ia alami,udara dingin ketika ia bekerja, pergulatannya dengan penyakit dan kematiannya yang begitu cepat. Satu abad setelah kematiannya sebelum dua orang ahli, yang bekerja dengan catatan Scheele, paper dan surat-suratnya ditahan oleh Akademi Sains Kerajaan Swedia, dipublikasikan pada tahun 1892 sebagai Kontribusi Ilmiah yang Penting dari Carl Scheele.2.

Sebuah ‘kantong udara’ digunakan oleh Scheele

Sianida dan Janji pernikahan. Di Köping, Scheele membuat senyawa sianida, termasuk gas hidrogen sianida, bahkan menggambarkan rasanya!Ia juga mempelajari berbagai senyawa arsen. Tanpa ventilasi yang layak, Scheele sering terpapar dengan racun yang mematikan. Diduga paparan inilah yang merusak kesehatan Scheele secara serius dan memperpendek usianya. Scheele sadar dengan kesehatannya yang buruk dan ia menyebutnya sebagai “permasalahan semua apoteker”. Carl Scheele wafat di usia 43 pada tanggal 26 Mei 1786. Dua hari sebelum kematiannya, ia menikah dengan janda Pohls, sehingga janda ini mewarisi semua farmasi dan kepemilikannya.

Akhir yang Abadi

Tidak ada ahli kimia yang menemukan beberapa senyawa yang lebih sederhana daripada Scheele. Ia dipuji dengan:

- Penemuan Oksigen, klor (yang ia sebut sebagai asam laut deflogiston), asam fluorida, silikon fluorida, asam sulfida, asam sianida.

- Mengisolasi dan mngkarakterisasi gliserol, asam tartarat, asam sitrat, asam laktat, asam urat, asam benzoat, asam gallat, asam oksalat, laktosa, asam Prussia, asam arsenat, asam molibdat, asam tungstat, tembaga arsenit (yag dikenal sebagai hijau Scheele) untuk pertama kalinya.

- Melaporkan pertama kali sifat cahaya pada garam perak (yang menjadi dasar fotografi modern)

chem-is-try.org

Jumat, 15 Januari 2010

Laser Semikonduktor Terkecil di Dunia





laserPara peneliti pada Universitas California, Berkeley, telah memperoleh suatu tonggak sejarah dalam fisika laser dengan menciptakan laser semikonduktor terkecil di dunia dan sanggup menghasilkan cahaya yang dapat terlihat di ruang angkasa dari pada suatu molekul protein tunggal.

Terobosan ini, yang dijelaskan lebih lanjut pada publikasi online jurnal Nature pada tanggal 30 Agustus, membuat dasar baru dalam bidang optik. Tim UC Berkeley tidak hanya saja berhasil menekan cahaya pada suatu rung yang sempit, tetapi juga menemukan cara baru menjaga energi cahaya tersebut dari menghamburnya saat bergerak, dengan demikian memperoleh aksi laser tersebut.

“Pekerjaan ini memecahkan dugaan tradisional tentang batasan laser, dan membuat keuntungan besar terhadap aplikasi dalam biomedikal, bidang komunikasi dan komputer,” kata Xiang Zhang, profesor teknik mesin dan direktur Nanoscale Science and Engineering Center di UC Berkeley, yang didanai oleh National Science Foundation (NSF), dan kepala tim penelitian dibalik pekerjaan ini.

Pencapaian ini mampu membantu mengembangkan suatu inovasi seperti nanolaser yang dapat menyelidiki, memanupulasi dan mengkarateristikkan molekul – molekul DNA; komunikasi berbasis optik beberapa kali lebih cepat dari pada teknologi sekarang ini; dan komputer optikal dimana cahaya menggantikan rangkaian elektronik menyesuaikan dengan kecepatan lompatan dan tenaga pemrosesan.

Sementara hal ini secara tradisional dapat diterima bahwasannya suatu gelombang elektromagnetis – meliputi sinar laser – tidak dapat terfokus melampaui ukuran dari setengahnya panjang gelombang ini, tim peneliti di seluruh dunia telah menemukan suatu cara untuk mengkompres cahaya dibawah lusinan nanometer dengan menyatukannya pada elektron – elektron yang mana secara kolektif bergerak kesana kemari pada permukaan metal. Interaksi antara cahay dan electron – electron yang bergerak dikenal dengan surface plasmons.

Para ilmuwan telah berlomba – lomba untuk membangun laser surface plasmon yang dapat bertahan dan menggunakan eksitasi optikal yang teramat kecil tersebut. Bagaimanapun, sifat resistansi However, pada metal menyebabkan surface plasmons tersebut berhamburan hampir sesegera mungkin setelah dihasilkan dan memiliki suatu tantangan kritis dalam memperoleh penambah dari medan elektromagnetis yang diperlukan untuk melaserkannya.

Zhang dan tim penelitinya mengambil pendekatan baru untuk membendung hilangnya energyi cahaya dengan memasangkan cadmium sulfide nanowire – 1.000 kali lebih kecil dari pada rambut manusia – dengan suatu permukaan perak yang dipisahkan oleh gap pembatas yang hanya 5 nanometer, ukuran dari suatu molekul protein tunggal. Pada struktur ini, daerah gap tersebut menyimpan cahaya didalam suatu area yang 20 kali lebih kecil dari pada panjang gelombangnya. Karena energi cahaya sebagian besar disimpan pada gap non-metalik yang kecil maka kehilangannya dapat secara signifikan dapat ditekan.

Dengan akhir kehilangan dibawah pengawasan hingga keunikannya ini, desain “hybrid”, para peneliti kemudian dapat bekerja pada pengampifikasian cahaya.

“Saat anda bekerja pada suatu skala yang kecil, anda tidak memiliki banyak ruang untuk bermain – main,” kata Rupert Oulton, rekanan peneliti di laboratorium Zhang yang pertama kali menteorikan pendekatan ini tahun lalu dan pemimpin penulis studi ini. “Dalam desain kami, nanowire berperan sebagai kedua mekanisme pembatasan dan suatu amplifier. Ini membutuhkan kerja ganda.”

Menjebak dan mendukung cahaya dalam ruang yang sempit menciptakan suatu keadaan ekstrem yang mana interaksi cahaya dan bahannya sangatlah kuat diubah, penjelasan penulis studi ini. Suatu kenaikkan dalam tingkat emisi cahaya yang spontan merupakan tanda penunjuk dari interaksi berubah ini; dalam studi ini, para peniliti memperkirakan kenaikan enam kali lipat pada tingkat emisi cahaya yang spontan pada ukuran gap 5 nanometer.

Baru – baru ini, para peneliti dari Universitas Norfolk State melaporkan bahwa aksi pelaseran bidang emas pada suatu celupan yang terisi, semacam kerangka kaca yang terbenam pada suatu larutan. Celupan ganda pada bidang emas dapat menghasilkan surface plasmons saat terekspos cahaya.

Para peneliti UC Berkeley menggunakan bahan semikonduktor dan teknologi fabrikasi yang umumnya dipergunakan pada pabrikan elektronik modern. Dengan rekayasa hybrid surface plasmons dalam gap tersebut antara semikonduktor dan metal, mereka mampu untuk menahan cukup lama kuatnya cahaya yang terbatas dimana osilasinya distabilkan kedalam keadaan koheren yang merupakan kunci penting dari karakteristik suatu laser.

“Apa yang menggembirakan khususnya tentang laser plasmonic yang kita demonstrasikan disini adalah bahwa mereka solid dan sangat kompatibel dengan pabrikasi semikonduktor, sehinggan mereka mampu dipompa secara elektrik dan secara penuh terintegrasi pada skala chip,” kata Volker Sorger, seorang mahasiswa Ph.D. student dilaboratorium Zhang pimpinan penulis studi ini.

“Laser plasmon mewakili golongan penggiat dari sumber – sumber cahaya koheren yang mampu pada pembatasan sangat kecil secara ekstrim,” kata Zhang. “Pekerjaan ini dapat menjembatani dunia elektronik dan optic pada panjang skala molekuar sesungguhnya

Para ilmuwan pada akhirnya berharap menyusutkan cahaya pada ukuran panjang gelombang electron, yang mana sekitar nanometer, atau sepermilyar meter, sehingga keduanya dapat bekerja bersama – sama pada kedudukan sejajar.

“Keuntungan optic – optic pada bidang elektronik sangatlah banyak,” tambah Thomas Zentgraf, seorang mahasiswa post-doctoral di laboratorium Zhang dan pimpinan penulis lain dari makalah Nature. “Suatu contoh, peralatan akan lebih bertenaga dan efisien pada waktu bersamaan mereka memberikan kenaikan kecepatan atau bandwidth.”

Kamis, 07 Januari 2010

perbedaan lebah dan tawon

Sekilas kita lihat lebah dan tawon itu hampir sama. Teteapi bila kita amati seluk beluk dari kedua serangga ini amat lah jauh berbeda . Perbadaanya yang paling utam terletak pada kandungan senyawa yang dikandung oleh lebah dan tawon itu sendiri
Yang pertama lebah mengandung suatu senyawa didalam tubuhnya yaitu senyawa asam sedangkan tawon mengandung senyawa asam . Jadi kita bisa melihat bahwa lebah dan tawon amatlah berbeda atau bertolak belakang dari senyawa yang dikandung oleh masing" serangga ini...